Kali ini saya akan membahas mengenai
mode warna dalam dunia cetak. Banyak permasalahan
yang sering timbul dalam dunia desain grafis yaitu ketika desain memasuki proses cetak. Banyak sekali desainer yang handal ilmu desainnya, mahir
penguasaan toolsnya, tetapi masih kurang paham dengan proses cetak. Hal
ini menyebabkan hasil akhir pada proses cetak, bisa saja kurang memuaskan.
Hal ini diakibatkan dari kurangnya
pengetahuan para desainer terhadap konsep dasar dan teori warna. Warna dalam
dunia percetakan berbeda dengan warna tampilan di monitor. Hal ini terjadi dikarenakan ada dua mode warna yaitu mode RGB dan CMYK. Dari perbedaan ini,
suatu warna dapat berbeda pada hasil proses cetak.
Warna RGB adalah model warna yang terdiri dari 3 warna, yaitu warna merah (
Red), hijau (
Green),
dan biru (
Blue).
Kegunaan warna
RGB biasanya untuk
penginderaan dan presentasi gambar dalam tampilan visual
pada peralatan elektronik seperti komputer, televisi dan fotografi.
Sedangkan CMYK adalah warna yang dikenal dalam proses printing dan percetakan.
Terdiri dari C = Cyan, M = Magenta, Y = Yellow, dan K = Black. Warna CMYK
digunakan untuk tampil seimbang dengan latar belakang putih dari bahan cetak
seperti kertas dan lain-lain.
Pada dasarnya, mode warna RGB biasanya lebih terang dan jelas atau orang bilang
warna “ngejreng”, dan biasanya menghasilkan kapasitas file yang lebih
kecil (24-bit). Warna RGB sangat cocok untuk presentasi visual dalam tampilan
monitor seperti desain halaman web/situs. Ketika suatu karya desain dalam
format RGB akan diprint dan melalui suatu proses cetak, maka warna RGB harus
dikonversi dahulu kedalam model warna CMYK (32-Bit). Hal ini karena printer dan mesin
percetakan hanya mengenal warna CMYK sebagai model warna dari kalibrasi di
mesin cetak.
Sering kali beberapa karya desain yang akan naik cetak masih dalam format RGB,
dan ketika dikonversi menjadi CMYK, warna
biasanya akan berubah menjadi lebih redup dan tidak secerah warna yang tampil
pada mode warna RGB.Untuk menghindari kejadian ini, maka para desainer harus
memastikan dulu desainnya tampil dengan warna yang diinginkan dalam format
warna CMYK, karena yang akan keluar dari mesin cetak adalah warna dengan
model CMYK. Jadi pastikan, desain anda harus berformat pada mode CMYK, agar
saat proses cetak, kesalahan warna dapat diminimalisasi.
Permasalahan yang sering timbul dalam dunia
desain grafis adalah ketika desain dihadapkan dengan dunia produksi. Banyak sekali
desainer grafis
yang handal ilmu desainnya, mahir penguasaan toolnya, namun lemah
terhadap pengetahuan dalam bidang produksi. Hal ini menyebabkan hasil
akhir produksi dari suatu
desain
biasanya kurang memuaskan. Masalahnya bisa beragam, namun seringkali
ditemukan pada perbedaan hasil dari warna pada proses cetak.
Permasalahan ini sederhana dan
lazim terjadi di dunia percetakan. Diakibatkan dari kurangnya
pengetahuan desainer terhadap konsep dasar dan teori warna. Warna dalam
dunia percetakan berbeda dengan warna tampilan di monitor. Teori ini
dibagi berdasarkan dua model warna : RGB dan CMYK. Perbedaan inilah yang kemudian menyebabkan seringnya terjadi kesalahan atau hasil yang tidak diinginkan dari warna akhir melalui proses cetak.
Adapun perbedaan warna RGB dan CMYK, secara sederhana dapat dijelaskan seperti ini :
Warna
RGB adalah model warna additive yang bertujuan sebagai penginderaan dan
presentasi gambar dalam tampilan visual pada peralatan elektronik
seperti komputer, televisi dan fotografi. Warna RGB difungsikan untuk
tampilan di monitor komputer karena warna latar belakang komputer adalah
hitam. Jadi, R = Red (merah) G= Green (hijau) dan B = Blue (biru)
sebagai warna dasar difungsikan untuk berbagi intensitas cahaya untuk
mencerahkan warna latar belakang yang gelap (hitam).
Sedangkan
CMYK adalah warna yang dikenal dalam proses printing dan percetakan.
Terdiri dari C = Cyan, M = Magenta, Y = Yellow, dan K = Black. Warna
CMYK digunakan untuk tampil seimbang dengan latar belakang putih dari
bahan cetak seperti kertas dan lain-lain. - See more at: http://www.desainstudio.com/2010/06/perbedaan-rgb-dan-cmyk-menghindari.html#sthash.ZSRBiQrk.dpuf
Permasalahan yang sering timbul dalam dunia
desain grafis adalah ketika desain dihadapkan dengan dunia produksi. Banyak sekali
desainer grafis
yang handal ilmu desainnya, mahir penguasaan toolnya, namun lemah
terhadap pengetahuan dalam bidang produksi. Hal ini menyebabkan hasil
akhir produksi dari suatu
desain
biasanya kurang memuaskan. Masalahnya bisa beragam, namun seringkali
ditemukan pada perbedaan hasil dari warna pada proses cetak.
Permasalahan ini sederhana dan
lazim terjadi di dunia percetakan. Diakibatkan dari kurangnya
pengetahuan desainer terhadap konsep dasar dan teori warna. Warna dalam
dunia percetakan berbeda dengan warna tampilan di monitor. Teori ini
dibagi berdasarkan dua model warna : RGB dan CMYK. Perbedaan inilah yang kemudian menyebabkan seringnya terjadi kesalahan atau hasil yang tidak diinginkan dari warna akhir melalui proses cetak.
Adapun perbedaan warna RGB dan CMYK, secara sederhana dapat dijelaskan seperti ini :
Warna
RGB adalah model warna additive yang bertujuan sebagai penginderaan dan
presentasi gambar dalam tampilan visual pada peralatan elektronik
seperti komputer, televisi dan fotografi. Warna RGB difungsikan untuk
tampilan di monitor komputer karena warna latar belakang komputer adalah
hitam. Jadi, R = Red (merah) G= Green (hijau) dan B = Blue (biru)
sebagai warna dasar difungsikan untuk berbagi intensitas cahaya untuk
mencerahkan warna latar belakang yang gelap (hitam).
Sedangkan
CMYK adalah warna yang dikenal dalam proses printing dan percetakan.
Terdiri dari C = Cyan, M = Magenta, Y = Yellow, dan K = Black. Warna
CMYK digunakan untuk tampil seimbang dengan latar belakang putih dari
bahan cetak seperti kertas dan lain-lain. - See more at: http://www.desainstudio.com/2010/06/perbedaan-rgb-dan-cmyk-menghindari.html#sthash.ZSRBiQrk.dpuf
Permasalahan yang sering timbul dalam dunia
desain grafis adalah ketika desain dihadapkan dengan dunia produksi. Banyak sekali
desainer grafis
yang handal ilmu desainnya, mahir penguasaan toolnya, namun lemah
terhadap pengetahuan dalam bidang produksi. Hal ini menyebabkan hasil
akhir produksi dari suatu
desain
biasanya kurang memuaskan. Masalahnya bisa beragam, namun seringkali
ditemukan pada perbedaan hasil dari warna pada proses cetak.
Permasalahan ini sederhana dan
lazim terjadi di dunia percetakan. Diakibatkan dari kurangnya
pengetahuan desainer terhadap konsep dasar dan teori warna. Warna dalam
dunia percetakan berbeda dengan warna tampilan di monitor. Teori ini
dibagi berdasarkan dua model warna : RGB dan CMYK. Perbedaan inilah yang kemudian menyebabkan seringnya terjadi kesalahan atau hasil yang tidak diinginkan dari warna akhir melalui proses cetak.
Adapun perbedaan warna RGB dan CMYK, secara sederhana dapat dijelaskan seperti ini :
Warna
RGB adalah model warna additive yang bertujuan sebagai penginderaan dan
presentasi gambar dalam tampilan visual pada peralatan elektronik
seperti komputer, televisi dan fotografi. Warna RGB difungsikan untuk
tampilan di monitor komputer karena warna latar belakang komputer adalah
hitam. Jadi, R = Red (merah) G= Green (hijau) dan B = Blue (biru)
sebagai warna dasar difungsikan untuk berbagi intensitas cahaya untuk
mencerahkan warna latar belakang yang gelap (hitam).
Sedangkan
CMYK adalah warna yang dikenal dalam proses printing dan percetakan.
Terdiri dari C = Cyan, M = Magenta, Y = Yellow, dan K = Black. Warna
CMYK digunakan untuk tampil seimbang dengan latar belakang putih dari
bahan cetak seperti kertas dan lain-lain. - See more at: http://www.desainstudio.com/2010/06/perbedaan-rgb-dan-cmyk-menghindari.html#sthash.ZSRBiQrk.dpuf
Permasalahan yang sering timbul dalam dunia
desain grafis adalah ketika desain dihadapkan dengan dunia produksi. Banyak sekali
desainer grafis
yang handal ilmu desainnya, mahir penguasaan toolnya, namun lemah
terhadap pengetahuan dalam bidang produksi. Hal ini menyebabkan hasil
akhir produksi dari suatu
desain
biasanya kurang memuaskan. Masalahnya bisa beragam, namun seringkali
ditemukan pada perbedaan hasil dari warna pada proses cetak.
Permasalahan ini sederhana dan
lazim terjadi di dunia percetakan. Diakibatkan dari kurangnya
pengetahuan desainer terhadap konsep dasar dan teori warna. Warna dalam
dunia percetakan berbeda dengan warna tampilan di monitor. Teori ini
dibagi berdasarkan dua model warna : RGB dan CMYK. Perbedaan inilah yang kemudian menyebabkan seringnya terjadi kesalahan atau hasil yang tidak diinginkan dari warna akhir melalui proses cetak.
Adapun perbedaan warna RGB dan CMYK, secara sederhana dapat dijelaskan seperti ini :
Warna
RGB adalah model warna additive yang bertujuan sebagai penginderaan dan
presentasi gambar dalam tampilan visual pada peralatan elektronik
seperti komputer, televisi dan fotografi. Warna RGB difungsikan untuk
tampilan di monitor komputer karena warna latar belakang komputer adalah
hitam. Jadi, R = Red (merah) G= Green (hijau) dan B = Blue (biru)
sebagai warna dasar difungsikan untuk berbagi intensitas cahaya untuk
mencerahkan warna latar belakang yang gelap (hitam).
Sedangkan
CMYK adalah warna yang dikenal dalam proses printing dan percetakan.
Terdiri dari C = Cyan, M = Magenta, Y = Yellow, dan K = Black. Warna
CMYK digunakan untuk tampil seimbang dengan latar belakang putih dari
bahan cetak seperti kertas dan lain-lain. - See more at: http://www.desainstudio.com/2010/06/perbedaan-rgb-dan-cmyk-menghindari.html#sthash.ZSRBiQrk.dpuf